TEORI DEPENDENSI DAN HUBUNGANNYA
DENGAN KETERGANTUNGAN AFRIKA TERHADAP NEGARA LUAR
Tidak semua negara di dunia ini memiliki keadaan dan kondisi yang sama,
baik itu dalam masalah sosial, ekonomi, politik maupun budayanya. Dalam hal
sosial ekonominya, ada negara yang masih bergantung pada negara lain, ada yang
sebatas mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, dan ada yang telah mampu memberi
bantuan kepada negara lain. Perbedaan kondisi tersebut menyebabkan terjadinya
pengelompokan-pengelompokan negara berdasarkan kondisi sosial ekonominya.
Suatu negara dapat disebut negara berkembang atau negara maju didasarkan
pada keberhasilan pembangunan oleh negara yang bersangkutan. Suatu negara
digolongkan sebagai negara berkembang jika negara tersebut belum dapat mencapai
tujuan pembangunan yang telah ditetapkan atau belum dapat menyeimbangkan
pencapaian pembangunan yang telah dilakukan. Adapun suatu negara digolongkan
sebagai negara maju jika negara tersebut telah mampu menyeimbangkan pencapaian
pembangunan yang telah dilakukan, sehingga sebagian besar tujuan pembangunan
telah dapat terwujud, baik yang bersifat fisik ataupun nonfisik.
Seperti yang telah diketahui bahwa negara-negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Prancis ataupun Jerman disebut sebagai
negara maju. Kemajuan negara-negara tersebut dapat dilihat dari banyaknya
kota-kota metropolitan yang dicirikan
dengan kondisi fisik berupa banyaknya bangunan atau gedung-gedung tinggi
sebagai kawasan industri dan perkantoran. Hal tersebut dikarenakan mayoritas
negara maju perekonomiannya bertumpu pada sektor industri, jasa dan
perdagangan. Adapun negara-negara seperti Afrika Selatan, India, Pakistan, Laos, Malaysia, dan termasuk negara Indonesia disebut negara berkembang. Negara berkembang pada
umumnya bercorak agraris, karena masih banyak ditemui lahan pertanian yang luas
dan subur.
Saat ini hampir
semua negara dunia ketiga (pherry-pherry) mengalami penestresi asing yang mendalam
dan sangat tergantung pada negara-negara industri maju (atau negara-negara
pusat) dan terutama ekonomi dunia, selain itu penestrasi itu bisa melalui
berbagai cara, ekonomi, politik dan kultur, dan pada berbagai periode
perkembangan suatu negara.
Teoritisi
dependencia menginterprestasikan fenomena pembangunan yang mengalami distorsi
itu secara khas, Pertama, mereka membandingkan pola perkembangan ini
dengan suatu model ekonomi yang tumbuh lambat tetapi merata, berimbang,
terintegrasi dan homogen. Kedua, mereka berpendapat bahwa distorsi dalam
perkembangan negara-negara pinggiran itu adalah akibat dari ketergantungan dan
penetrasi yang telah disampaikan diatas. Dan memang ada bukti yang menunjukan
korelasi positif antara penetrasi asing dengan distorsi perkembangan negara
pinggiran itu. Ketiga, ada yang paling penting bagi pengkaji politik
internasional, teoritisi dependencia itu mengaitkan penetrasi dan distorsi
ekonomi itu dengan distorsi-distorsi lain dalam sistem sosial dan politik
negara pinggiran.
Demikianlah
teoritisasi dependencia menjelaskan timbulnya kemiskinan, ketimpangan, konflik
dan represi politik dinegara-negara dunia ketiga dengan mengkaitkannya dengan
variabel eksternal, yaitu penetrasi asing.
Teori
Ketergantungan membentuk pembangunan negara pinggiran atau dunia
ketiga. Keterbelakangan disebabkan oleh faktor eksternal negara-negara
miskin. Negara-negara berkembang atau dunia ketiga didominasi oleh keuntungan
asing yang berasal dari negara-negara maju barat.
Keterbelakangan
bukan fase masyarakat tradisional yang dialami oleh semua negara. Baik
pembangunan maupun keterbelakangan adalah hasil dari proses tunggal pembangunan
kapitalis global. Keterbelakangan disebabkan oleh kekuatan eksternal, khususnya
ekonomi; kekuatan ini dihasilkan dalam struktur sosial yang timpang dan berubah
didalam negara-negara Dunia Ketiga. Untuk menanggulangi keterbelakangan,
pemutusan hubungan dari dominasi eksternal diperlukan.
Sehubungan
dengan pola hubungan antara negara –negara metropolis maju dan negara-negara
satelit yang terbelakang, terdapat beberapa hipotesis :
1.
Dalam stuktur hubungan antara negara-negara metropolis
maju dengan negara-negara satelit yang terbelakang, pihak metropolis akan
berkembang dengan pesat sedangkan pihak satelit akan tetap dalam posisi keterbelakangan.
2.
Negara-negara miskin yang sekarang menjadi negara
satelit, perekonomiannya dapat berkembang dan mampu mengembangkan industri yang
otonom bila tidak terkait dengan metropolis dari kapitalis dunia, atau
kaitannya sangat lemah.
3.
Kawasan-kawasan yang sekarang sangat terbelakang dan
berada dalam situasi yang mirip dengan situasi dalam sistem feodal adalah
kawasan-kawasan yang pada masa lalu memiliki kaitan yang kuat dengan metropolis
dari sistem kapitalis internasional. Kawasan-Kawasan ini adalah kawasan
penghasil ekspor bahan mentah primer yang terlantar akibat adanya hubungan
perdagangan internasional
Kemudian
mengenai ketergantungan negara-negara Afrika kepada bantuan luar, hal ini sudah
terjadi sejak masa penjajahan bangsa Barat di benua Afrika. Kemerdekaan dari penjajahan Eropa
datang ke negara Afrika pertama di selatan Sahara tepat dua belas tahun setelah
berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945. Ghana, menjadi yang pertama
mendapat status independen di Afrika pada tanggal 6 Maret 1957. Pada tahun
1960, sebagian besar negara-negara Afrika sub-Sahara menjadi negara bangsa yang
merdeka.
Negara-negara Afrika kolonial mengirim tentara mereka untuk
bertempur di pihak Sekutu (tentu saja negara kolonial mereka) selama PD II.
Afrika juga mengirimkan bahan makanan untuk memberi makan pasukan Sekutu, dia
juga mengirimkan bahan untuk kebutuhan perang Sekutu. Singkatnya, Afrika
memberikan kontribusi dalam ukuran kecil.
Segera setelah Perang Dunia II, Amerika Serikat menerapkan
Marshall Plan untuk rekonstruksi dan rehabilitasi Eropa untuk mengatasi kerugian
PD II. Untuk kemajuan teknologi dan ekonomi, Eropa telah mencapainya serta tingkat stabilitas politik mereka saat
ini sebagian disebabkan oleh Marshall Plan.
Meskipun fakta bahwa Afrika melewati bahaya berpartisipasi dalam PD II, menjadi korban
dari perdagangan budak, dan kehilangan sebagai akibat kolonialisme yang dijamin
eksploitasi bahan baku, produk pertanian dan mineral sumber daya untuk
industrialisasi Eropa, namun Marshall Plan tidak memberikan bantuan untuk
pengembangan benua Afrika.
Masalahnya adalah bahwa proposal dalam proses pembangunan Afrika
ditolak Marshall Plan, meskipun dalam hal kontribusi Afrika sangat berperan
dalam pembangunan ekonomi dan industrialisasi Eropa dan Amerika, dan pencapaian
perdamaian dunia setelah Perang Dunia II.
Sering disimpulkan bahwa kurangnya rehabilitasi ekonomi
masyarakat Afrika segera setelah kemerdekaan, menggunakan suatu bantuan yang
sama dengan Marshall Plan, adalah suatu kesalahan. Tapi tidaklah sepenuhnya, karena masih ada krisis hutang
Afrika dan beberapa masalah lainnya.
Keterbelakangan masyarakat Afrika mungkin bisnis yang
menguntungkan bagi dunia industri negara maju. Antara negara maju dengan
negara-negara benua Afrika memiliki hubungan
ketergantungan dimana terdapat hubungan eksploitatif negara-negara metropolis menghisap
negara-negara satelit.
Akibatnya negara Barat
akan semakin maju sedangkan negara-negara Afrika akan tetap dalam posisi
keterbelakangan tertinggal dan tidak berkembang. Alasan dari kegagalan negara
pinggiran untuk maju seiring dengan negara sentral disebabkan oleh adanya eksploitasi dan sistem
ekonomi kapitalisme yang dilakukan oleh negara sentral. Bentuk dasar ekonomi
dunia memiliki aturan-aturan perkembangannya sendiri, tipe hubungan ekonomi
yang dominan di negara sentral adalah kapitalisme sehingga menyebabkan
timbulnya usaha melakukan ekspansi keluar dan tipe hubungan ekonomi pada negara
pinggiran merupakan bentuk ketergantungan yang dihasilkan oleh ekspansi kapitalisme
oleh negara sentral.
Keterbatasan
sumber daya alam pada negara-negara Barat mendorong mereka untuk melakukan
ekspansi besar-besaran pada negara miskin, salah satunya negara-negara benua
Afrika. Pola yang dilakukan memberikan dampak negatif berupa adanya
ketergantungan yang dialami oleh benua Afrika. Negara-negara disana akan selalu
menjadi negara yang terbelakang dalam pembangunan karena tidak dapat mandiri
serta selalu tergantung dengan negara maju.
Sumber
daya alam dan manusia di negara Afrika memang secara aktif digunakan, tetapi
digunakan melalui cara yang hanya menguntungkan negara-negara dominan dan
bukannya negara-negara Afrika yang merupakan pemilik dari sumber-sumber
tersebut. Oleh karena itu, negara-negara Afrika bakal tertinggal bila dibandingkan
dengan negara-negara Barat dan mereka miskin bukan karena mengabaikan aspek
transformasi ilmu pengetahuan, tetapi kemiskinan lebih dikarenakan dipaksa
memasuki sistem ekonomi internasional.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa penyebab akan ketergantungannya negara-negara di benua
Afrika terhadap Negara maju adalah diawali oleh penjajahan kolonial bangsa
Barat, dan pasca kemerdekaan, benua Afrika tidak mendapat bantuan semacam
Marshall Plan, seperti yang didapat negara-negara Eropa. Negara-negara benua
Afrika mengalami ketertinggalan dan selalu bergantung kepada negara maju karena
dipaksa memasuki sistem ekonomi internasional, dimana mereka sebagai negara
pinggiran, mau tidak mau selalu berpusat kepada negara sentral. Negara-negara
benua Afrika juga belum mampu mengelola sumber kekayaan mereka sendiri, hal ini
kemudian dimanfaatkan oleh negara maju dan menjadikan sang pemilik sumber daya
alam tidak bisa menikmati apa yang seharusnya menjadi miliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar