Jumat, 20 Juni 2014

Afrika

TEORI DEPENDENSI DAN HUBUNGANNYA DENGAN KETERGANTUNGAN AFRIKA TERHADAP NEGARA LUAR

Tidak semua negara di dunia ini memiliki keadaan dan kondisi yang sama, baik itu dalam masalah sosial, ekonomi, politik maupun budayanya. Dalam hal sosial ekonominya, ada negara yang masih bergantung pada negara lain, ada yang sebatas mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, dan ada yang telah mampu memberi bantuan kepada negara lain. Perbedaan kondisi tersebut menyebabkan terjadinya pengelompokan-pengelompokan negara berdasarkan kondisi sosial ekonominya.
Suatu negara dapat disebut negara berkembang atau negara maju didasarkan pada keberhasilan pembangunan oleh negara yang bersangkutan. Suatu negara digolongkan sebagai negara berkembang jika negara tersebut belum dapat mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan atau belum dapat menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan. Adapun suatu negara digolongkan sebagai negara maju jika negara tersebut telah mampu menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan, sehingga sebagian besar tujuan pembangunan telah dapat terwujud, baik yang bersifat fisik ataupun nonfisik.
Seperti yang telah diketahui bahwa negara-negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Prancis ataupun Jerman disebut sebagai negara maju. Kemajuan negara-negara tersebut dapat dilihat dari banyaknya kota-kota metropolitan yang dicirikan dengan kondisi fisik berupa banyaknya bangunan atau gedung-gedung tinggi sebagai kawasan industri dan perkantoran. Hal tersebut dikarenakan mayoritas negara maju perekonomiannya bertumpu pada sektor industri, jasa dan perdagangan. Adapun negara-negara seperti Afrika Selatan, India, Pakistan, Laos, Malaysia, dan termasuk negara Indonesia disebut negara berkembang. Negara berkembang pada umumnya bercorak agraris, karena masih banyak ditemui lahan pertanian yang luas dan subur.
Saat ini hampir semua negara dunia ketiga (pherry-pherry) mengalami penestresi asing yang mendalam dan sangat tergantung pada negara-negara industri maju (atau negara-negara pusat) dan terutama ekonomi dunia, selain itu penestrasi itu bisa melalui berbagai cara, ekonomi, politik dan kultur, dan pada berbagai periode perkembangan suatu negara.
Teoritisi dependencia menginterprestasikan fenomena pembangunan yang mengalami distorsi itu secara khas, Pertama, mereka membandingkan pola perkembangan ini dengan suatu model ekonomi yang tumbuh lambat tetapi merata, berimbang, terintegrasi dan homogen. Kedua, mereka berpendapat bahwa distorsi dalam perkembangan negara-negara pinggiran itu adalah akibat dari ketergantungan dan penetrasi yang telah disampaikan diatas. Dan memang ada bukti yang menunjukan korelasi positif antara penetrasi asing dengan distorsi perkembangan negara pinggiran itu. Ketiga, ada yang paling penting bagi pengkaji politik internasional, teoritisi dependencia itu mengaitkan penetrasi dan distorsi ekonomi itu dengan distorsi-distorsi lain dalam sistem sosial dan politik negara pinggiran.
Demikianlah teoritisasi dependencia menjelaskan timbulnya kemiskinan, ketimpangan, konflik dan represi politik dinegara-negara dunia ketiga dengan mengkaitkannya dengan variabel eksternal, yaitu penetrasi asing.
Teori Ketergantungan membentuk pembangunan negara pinggiran atau dunia ketiga. Keterbelakangan disebabkan oleh faktor eksternal negara-negara miskin. Negara-negara berkembang atau dunia ketiga didominasi oleh keuntungan asing yang berasal dari negara-negara maju barat.
Keterbelakangan bukan fase masyarakat tradisional yang dialami oleh semua negara. Baik pembangunan maupun keterbelakangan adalah hasil dari proses tunggal pembangunan kapitalis global. Keterbelakangan disebabkan oleh kekuatan eksternal, khususnya ekonomi; kekuatan ini dihasilkan dalam struktur sosial yang timpang dan berubah didalam negara-negara Dunia Ketiga. Untuk menanggulangi keterbelakangan, pemutusan hubungan dari dominasi eksternal diperlukan.
Sehubungan dengan pola hubungan antara negara –negara metropolis maju dan negara-negara satelit yang terbelakang, terdapat beberapa hipotesis :
1.    Dalam stuktur hubungan antara negara-negara metropolis maju dengan negara-negara satelit yang terbelakang, pihak metropolis akan berkembang dengan pesat sedangkan pihak satelit akan tetap dalam posisi keterbelakangan.
2.    Negara-negara miskin yang sekarang menjadi negara satelit, perekonomiannya dapat berkembang dan mampu mengembangkan industri yang otonom bila tidak terkait dengan metropolis dari kapitalis dunia, atau kaitannya sangat lemah.
3.    Kawasan-kawasan yang sekarang sangat terbelakang dan berada dalam situasi yang mirip dengan situasi dalam sistem feodal adalah kawasan-kawasan yang pada masa lalu memiliki kaitan yang kuat dengan metropolis dari sistem kapitalis internasional. Kawasan-Kawasan ini adalah kawasan penghasil ekspor bahan mentah primer yang terlantar akibat adanya hubungan perdagangan internasional
Kemudian mengenai ketergantungan negara-negara Afrika kepada bantuan luar, hal ini sudah terjadi sejak masa penjajahan bangsa Barat di benua Afrika. Kemerdekaan dari penjajahan Eropa datang ke negara Afrika pertama di selatan Sahara tepat dua belas tahun setelah berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945. Ghana, menjadi yang pertama mendapat status independen di Afrika pada tanggal 6 Maret 1957. Pada tahun 1960, sebagian besar negara-negara Afrika sub-Sahara menjadi negara bangsa yang merdeka.
Negara-negara Afrika kolonial mengirim tentara mereka untuk bertempur di pihak Sekutu (tentu saja negara kolonial mereka) selama PD II. Afrika juga mengirimkan bahan makanan untuk memberi makan pasukan Sekutu, dia juga mengirimkan bahan untuk kebutuhan perang Sekutu. Singkatnya, Afrika memberikan kontribusi dalam ukuran kecil.
Segera setelah Perang Dunia II, Amerika Serikat menerapkan Marshall Plan untuk rekonstruksi dan rehabilitasi Eropa untuk mengatasi kerugian PD II. Untuk kemajuan teknologi dan ekonomi, Eropa telah mencapainya  serta tingkat stabilitas politik mereka saat ini sebagian disebabkan oleh Marshall Plan.
Meskipun fakta bahwa Afrika melewati bahaya  berpartisipasi dalam PD II, menjadi korban dari perdagangan budak, dan kehilangan sebagai akibat kolonialisme yang dijamin eksploitasi bahan baku, produk pertanian dan mineral sumber daya untuk industrialisasi Eropa, namun Marshall Plan tidak memberikan bantuan untuk pengembangan benua Afrika.
Masalahnya adalah bahwa proposal dalam proses pembangunan Afrika ditolak Marshall Plan, meskipun dalam hal kontribusi Afrika sangat berperan dalam pembangunan ekonomi dan industrialisasi Eropa dan Amerika, dan pencapaian perdamaian dunia setelah Perang Dunia II.
Sering disimpulkan bahwa kurangnya rehabilitasi ekonomi masyarakat Afrika segera setelah kemerdekaan, menggunakan suatu bantuan yang sama dengan Marshall Plan, adalah suatu kesalahan. Tapi  tidaklah sepenuhnya, karena masih ada krisis hutang Afrika dan beberapa masalah lainnya.
Keterbelakangan masyarakat Afrika mungkin bisnis yang menguntungkan bagi dunia industri negara maju. Antara negara maju dengan negara-negara benua  Afrika memiliki hubungan ketergantungan dimana terdapat hubungan eksploitatif  negara-negara metropolis menghisap negara-negara satelit.
Akibatnya negara Barat akan semakin maju sedangkan negara-negara Afrika akan tetap dalam posisi keterbelakangan tertinggal dan tidak berkembang. Alasan dari kegagalan negara pinggiran untuk maju seiring dengan negara sentral  disebabkan oleh adanya eksploitasi dan sistem ekonomi kapitalisme yang dilakukan oleh negara sentral. Bentuk dasar ekonomi dunia memiliki aturan-aturan perkembangannya sendiri, tipe hubungan ekonomi yang dominan di negara sentral adalah kapitalisme sehingga menyebabkan timbulnya usaha melakukan ekspansi keluar dan tipe hubungan ekonomi pada negara pinggiran merupakan bentuk ketergantungan yang dihasilkan oleh ekspansi kapitalisme oleh negara sentral.
Keterbatasan sumber daya alam pada negara-negara Barat mendorong mereka untuk melakukan ekspansi besar-besaran pada negara miskin, salah satunya negara-negara benua Afrika. Pola yang dilakukan memberikan dampak negatif berupa adanya ketergantungan yang dialami oleh benua Afrika. Negara-negara disana akan selalu menjadi negara yang terbelakang dalam pembangunan karena tidak dapat mandiri serta selalu tergantung dengan negara maju.
Sumber daya alam dan manusia di negara Afrika memang secara aktif digunakan, tetapi digunakan melalui cara yang hanya menguntungkan negara-negara dominan dan bukannya negara-negara Afrika yang merupakan pemilik dari sumber-sumber tersebut. Oleh karena itu, negara-negara Afrika bakal tertinggal bila dibandingkan dengan negara-negara Barat dan mereka miskin bukan karena mengabaikan aspek transformasi ilmu pengetahuan, tetapi kemiskinan lebih dikarenakan dipaksa memasuki sistem ekonomi internasional.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penyebab akan ketergantungannya negara-negara di benua Afrika terhadap Negara maju adalah diawali oleh penjajahan kolonial bangsa Barat, dan pasca kemerdekaan, benua Afrika tidak mendapat bantuan semacam Marshall Plan, seperti yang didapat negara-negara Eropa. Negara-negara benua Afrika mengalami ketertinggalan dan selalu bergantung kepada negara maju karena dipaksa memasuki sistem ekonomi internasional, dimana mereka sebagai negara pinggiran, mau tidak mau selalu berpusat kepada negara sentral. Negara-negara benua Afrika juga belum mampu mengelola sumber kekayaan mereka sendiri, hal ini kemudian dimanfaatkan oleh negara maju dan menjadikan sang pemilik sumber daya alam tidak bisa menikmati apa yang seharusnya menjadi miliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar