PEMERINTAHAN GREAT LOUIS XIV DARI PERSPEKTIF SOSIAL,
EKONOMI, DAN POLITIK.
Louis XIV
merupakan seorang raja yang memiliki masa kepemimpinan paling lama dengan
memerintah selama kurang lebih 72 tahun. Nama lengkap dari Louis XIV adalah
Louis Dieudonne. Raja yang dikenal sebagai Raja Matahari tersebut lahir pada
tanggal 5 September 1638 dan meninggal pada 1 September 1715. Masa pemerintahan
Louis XIV merupakan salah satu periode kelam dalam sejarah Perancis.
Pemerintahannya paling identik dengan sistem pemerintahan absolutisme.
Louis XIV adalah
putra dari Raja Louis XIII. Louis XIV harus menjalankan sisa hidupnya tanpa
kehadiran sang ayah sejak berusia lima tahun. Louis XIV sudah didaulat menjadi
seorang raja saat masih berusia lima tahun, namun karena raja kecil itu masih
terlalu muda, maka ia diwakili oleh seorang kardinal muda, Mazarin. Pada
akhirnya Louis XIV mengambil alih masalah kenegaraan secara sepenuhnya setelah
Mazarin tutup usia pada tahun 9 Maret 1661. Louis naik takhta sepenuhnya ketika
dia berusia 22 tahun. Dia memiliki kecapakan sebagai seorang raja, mempunyai
komitmen besar terhadap pekerjaannya serta memiliki kecerdasan yang tinggi,
akan tetapi terlalu sombong dan mengagungkan teori morarki dan semakin
menjadi-jadi seiring berjalannya waktu. Louis meletakan pemerintahannya di atas
fondasi keagamaan dan mengklaim kekuasaan mutlaknya sebagai hak Illahi.
Ciri-ciri pemerintahan
Louis XIV adalah :
1. Bergelar
raja matahari (Le Roi Soleil)
2. Menganggap
dirinya wakil Tuhan di dunia (Le Droit Devine) sehingga rakyat harus tunduk.
3. Semboyan
“negara adalah saya” (Letat Eest Moi)
4. Memerintah
tanpa konstitusi (UUD)
5. Tidak
ada pengawasan dari Parlemen karena Dewan Perwakilan Rakyat sudah dibubarkan
oleh Louis XIII.
6. Tidak
ada kepastian hukum bagi seluruh warga dengan mudah orang yang dicurigai diberi
surat penangkapan (lettre de cachet) dan di penjara.
7. Tanpa
anggaran belanja yang pasti sehingga raja dan kerabat istana hidup
berfoya-foya.
8. Membangun
istana Versailles yang megah.
Pemerintahan
Great Louis Dari Segi Politik
Louis XIV
menggunakan sistem pemerintahan absolut. Semua kekuasaan negara berada di
tangannya, belum lagi anggapan bahwa seorang raja adalah wakil rakyat di dunia
dan semboyannya yang terkenal, yakni ‘negara adalah saya’. Kalimat ‘negara
adalah saya’ menutupi bagaimana hakikat negara itu sendiri. Sebuah negara dalam
realitanya merupakan suatu bagian yang kompleks, terdapat pemimpin, pemerintah,
rakyat, daerah, dll. Dengan semboyan tersebut, Louis XIV telah menyempitkan
makna dari negara..
Tidak hanya itu,
dalam masa pemerintahan Louis XIV, tidak ada konstitusi atau hukum dasar yang
pasti. Masa pemerintahannya dilakukan tanpa menggunakan konstitusi atau UUD. Sehingga
semua keputusan politik hanya berasal dari kehendak Louis XIV.
Tidak ada
pengawasan dari Parlemen karena Dewan Perwakilan Rakyat sudah dibubarkan oleh
Louis XIII. Dengan tidak adanya Badan Legislatif, maka undang-undang tidak akan
muncul sebagai sebuah peraturan. Akibatnya, segala peraturan dibuat sendiri
oleh raja dan tentunya berdasarkan prinsip subjektivitas. Semua peraturan yang
ditetapkan semasa kepemimpinan Louis XIV sangat condong pada kepentingan
pribadinya.
Tidak adanya badan
legislatif bukan berarti Louis bergerak sendiri, ia mengambil pembantunya bukan
dari kalangan pejabat tinggi gereja maupun bangsawan, tetapi dari kalangan
rakyat biasa yang baru saja mendapat gelar bangsawan, yang benar-benar terikat
kepadanya karena merasa berhutang kepadanya.
Kepastian hukum
juga tidak terbentuk, hal ini mengakibatkan carut-marutnya sistem hukum saat
itu, sehingga dengan mudah orang yang dicurigai diberi surat penangkapan
(lettre de cachet) dan akhirnya di penjara.
Masa pemerintahan
Louis adalah masa keemasan absolutisme di ranah Perancis. Sistem otonomi daerah
juga absen selama masa pemerintahannya. Louis menghancurkan pemerintahan lokal
dan kota yang independen dengan mendirikan berbagai dewan kotapraja yang
diketuai oleh intendant. Intendant merupakan pengawas yang
mewakili Louis. Dengan demikian, pemerintah pusat memegang kendali
penuh terhadap daerah.
Hal ini tentu saja
tidak tepat. Pemerintah pusat sesungguhnya tidak benar-benar tahu akan
permasalahan di daerah, oleh karena itu daerah tetap perlu diberikan wewenang
untuk mengatur sendiri urusannya. Selain itu, kewenangan yang dilimpahkan pada
pemerintah lokal juga dapat membuat suatu daerah menjadi mandiri dan tidak
melulu bergantung pada pemerintah pusat. Tetapi Louis tidak mengindahkan semua
hal tersebut dan mendirikan dewan kotapraja yang dengan intendant
sebagai tangan kanan Louis. Dengan memberikan kewenangan kepada pemerintah
lokal dan kota yang independen, sesungguhnya fokus negara dapat dialihkan
kepada objek lain yang lebih memerlukan perhatian dan secara otomatis beban
pemerintah pusat menjadi berkurang.
Pemerintahan
Great Louis Dari Segi Ekonomi
Pada bidang
perekonomian, Louis XIV mengangkat Jean Baptise Colbert sebagai Pengawas Umum
Bidang Keuangan. Jabatan tersebut khusus diciptakan untuk dirinya, dan
merupakan salah satu Jabatan yang paling penting, mengalahkan jabatan Kanselir.
Dalam melaksanakan
jabatannya, Colbert mengabdi sepenuhnya pada kepentingan raja dan negara, akan
tetapi Colbert juga rakus mengumpulkan harta bagi dirinya dan keluarhanya.
Program-progam
Colbert dalam masalah keuangan dan perekonomian memang banyak mendapat kendala
di lapangannya. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri, menteri keuangan tersebut
bisa mengamankan stabilitas neraca anggaran berkat upaya pengurangan beban
biaya pengeluaran negara dan peningkatan pasukan. Hal ini dapat terjadi ketika
Colbert memanfaatkan 12 tahun lebih masa damai (1660-1672). Keberhasilan
tersebut diperoleh dari kenaikan pendapatan pajak yang sistemnya lebih adil,
lebih ringan bagi kalangan miskin, dan lebih banyak hasil pungutannya.
Tetapi sejak
tahun1672, peperangan luar negeri yang kembali berlangsung mengakibatkan
timbulnya kesulitan keuangan yang bebannya terus membengkak sampai akhir
pemerintahan. Sampai akhirnya, utang negara pada tahun 1715 mencapai angka 2
milyar livres dan negara berada di ambang kebangkrutan.
Colbert sangat
mengagumi gagasan merkantilisme dan berupaya mengendalikan seluruh perekonomian
Perancis. Kegiatan industri ditata demikian ketat, usaha-usaha pabrik
dikembangkan, berorientasi pada ekspornya, menerapkan bea cukai masuk yang
tinggi bagi barang-barang asing, pembangunan kapal dan pendirian kompeni
mendapat perhatian besar, serta mengalihkan administrasi wilayah-wilayah koloni
ke tangan kerajaan.
Meskipun di
Prancis terjadi krisis pada tahun 1661-1662 dan 1693-1694 dan mengalami
kesulitan yang lebih lagi sejak kematian Colbert pada tahun 1683, situasi
perekonomian di Perancis pada masa pemerintahan Louis lebih baik dibandingkan
50 tahun sebelumnya dan merupakan landasan bagi kemakmuran Prancis abad ke-18.
Pemerintahan
Great Louis Dari Segi Sosial
Struktur sosial
masyarakat di Prancis dibagi menjadi beberapa golongan. Golongan 1 adalah para
bangsawan yang emiliki tanah-tanah luas, rumah mewah dan hak-hak istimewa.
Golongan 2 adalah para agamawan yang menguasai seperlima dari tanah wilayah Prancis.
Golongan ketiga terdiri dari tiga lapisan, yaitu kaum borjuis, rakyat jelata di
pedesaan dan rakyat jelata di perkotaan.
Selama masa
pemerintahan Louis XIV, kebebasan beragama bagi kaum Huguenots hangus begitu
saja setelah Edict of Nantes ditarik pada tahun 1679.
Penghancuran gedung gereja seolah menjadi puncak kemalangan kaum Huguenots.
Louis XIV ingin semuanya memeluk Katolik sehingga semua pendeta dan anak-anak
Huguenots harus menjadi umat Katolik.
Louis berupaya
menjaga dan memulihkan kembali keesaan iman yang dianggap mutlak diperlukan
bagi kesatuan kerajaan. Pertama Louis mengupayakan menghancurkan Jansenisme dan
bibit-bibit pembaharu itu. Saat itu, ada banyak orang Huguenots yang
meninggalkan Perancis dan memulai petualangan baru di negeri seberang.
Dafrat pustaka :
Corpentier, Jean dan Francois Lebrun. 2011. Sejarah Perancis, Dari
Zaman Prasejarah Hingga Akhir Abad ke-20. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer
Gramedia)
Djaja, Whjudi. 2012. Sejarah Eropa Dari Eropa Kuno Hingga
Eropa Modern. Yogyakarta: Penebit Ombak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar