Jumat, 20 Juni 2014

Sejarah Inggris

PEMERINTAHAN GREAT LOUIS XIV DARI PERSPEKTIF SOSIAL, EKONOMI, DAN POLITIK.


Louis XIV merupakan seorang raja yang memiliki masa kepemimpinan paling lama dengan memerintah selama kurang lebih 72 tahun. Nama lengkap dari Louis XIV adalah Louis Dieudonne. Raja yang dikenal sebagai Raja Matahari tersebut lahir pada tanggal 5 September 1638 dan meninggal pada 1 September 1715. Masa pemerintahan Louis XIV merupakan salah satu periode kelam dalam sejarah Perancis. Pemerintahannya paling identik dengan sistem pemerintahan absolutisme.
Louis XIV adalah putra dari Raja Louis XIII. Louis XIV harus menjalankan sisa hidupnya tanpa kehadiran sang ayah sejak berusia lima tahun. Louis XIV sudah didaulat menjadi seorang raja saat masih berusia lima tahun, namun karena raja kecil itu masih terlalu muda, maka ia diwakili oleh seorang kardinal muda, Mazarin. Pada akhirnya Louis XIV mengambil alih masalah kenegaraan secara sepenuhnya setelah Mazarin tutup usia pada tahun 9 Maret 1661. Louis naik takhta sepenuhnya ketika dia berusia 22 tahun. Dia memiliki kecapakan sebagai seorang raja, mempunyai komitmen besar terhadap pekerjaannya serta memiliki kecerdasan yang tinggi, akan tetapi terlalu sombong dan mengagungkan teori morarki dan semakin menjadi-jadi seiring berjalannya waktu. Louis meletakan pemerintahannya di atas fondasi keagamaan dan mengklaim kekuasaan mutlaknya sebagai hak Illahi.
Ciri-ciri pemerintahan Louis XIV adalah :
1.    Bergelar raja matahari (Le Roi Soleil)
2.    Menganggap dirinya wakil Tuhan di dunia (Le Droit Devine) sehingga rakyat harus tunduk.
3.    Semboyan “negara adalah saya” (Letat Eest Moi)
4.    Memerintah tanpa konstitusi (UUD)
5.    Tidak ada pengawasan dari Parlemen karena Dewan Perwakilan Rakyat sudah dibubarkan oleh Louis XIII.
6.    Tidak ada kepastian hukum bagi seluruh warga dengan mudah orang yang dicurigai diberi surat penangkapan (lettre de cachet) dan di penjara.
7.    Tanpa anggaran belanja yang pasti sehingga raja dan kerabat istana hidup berfoya-foya.
8.    Membangun istana Versailles yang megah.

Pemerintahan Great Louis Dari Segi Politik
Louis XIV menggunakan sistem pemerintahan absolut. Semua kekuasaan negara berada di tangannya, belum lagi anggapan bahwa seorang raja adalah wakil rakyat di dunia dan semboyannya yang terkenal, yakni ‘negara adalah saya’. Kalimat ‘negara adalah saya’ menutupi bagaimana hakikat negara itu sendiri. Sebuah negara dalam realitanya merupakan suatu bagian yang kompleks, terdapat pemimpin, pemerintah, rakyat, daerah, dll. Dengan semboyan tersebut, Louis XIV telah menyempitkan makna dari negara..
Tidak hanya itu, dalam masa pemerintahan Louis XIV, tidak ada konstitusi atau hukum dasar yang pasti. Masa pemerintahannya dilakukan tanpa menggunakan konstitusi atau UUD. Sehingga semua keputusan politik hanya berasal dari kehendak Louis XIV.
Tidak ada pengawasan dari Parlemen karena Dewan Perwakilan Rakyat sudah dibubarkan oleh Louis XIII. Dengan tidak adanya Badan Legislatif, maka undang-undang tidak akan muncul sebagai sebuah peraturan. Akibatnya, segala peraturan dibuat sendiri oleh raja dan tentunya berdasarkan prinsip subjektivitas. Semua peraturan yang ditetapkan semasa kepemimpinan Louis XIV sangat condong pada kepentingan pribadinya.
Tidak adanya badan legislatif bukan berarti Louis bergerak sendiri, ia mengambil pembantunya bukan dari kalangan pejabat tinggi gereja maupun bangsawan, tetapi dari kalangan rakyat biasa yang baru saja mendapat gelar bangsawan, yang benar-benar terikat kepadanya karena merasa berhutang kepadanya.
Kepastian hukum juga tidak terbentuk, hal ini mengakibatkan carut-marutnya sistem hukum saat itu, sehingga dengan mudah orang yang dicurigai diberi surat penangkapan (lettre de cachet) dan akhirnya di penjara.
Masa pemerintahan Louis adalah masa keemasan absolutisme di ranah Perancis. Sistem otonomi daerah juga absen selama masa pemerintahannya. Louis menghancurkan pemerintahan lokal dan kota yang independen dengan mendirikan berbagai dewan kotapraja yang diketuai oleh intendant. Intendant merupakan pengawas yang mewakili Louis. Dengan demikian, pemerintah pusat memegang kendali penuh terhadap daerah.
Hal ini tentu saja tidak tepat. Pemerintah pusat sesungguhnya tidak benar-benar tahu akan permasalahan di daerah, oleh karena itu daerah tetap perlu diberikan wewenang untuk mengatur sendiri urusannya. Selain itu, kewenangan yang dilimpahkan pada pemerintah lokal juga dapat membuat suatu daerah menjadi mandiri dan tidak melulu bergantung pada pemerintah pusat. Tetapi Louis tidak mengindahkan semua hal tersebut dan mendirikan dewan kotapraja yang dengan intendant sebagai tangan kanan Louis. Dengan memberikan kewenangan kepada pemerintah lokal dan kota yang independen, sesungguhnya fokus negara dapat dialihkan kepada objek lain yang lebih memerlukan perhatian dan secara otomatis beban pemerintah pusat menjadi berkurang.

Pemerintahan Great Louis Dari Segi Ekonomi
Pada bidang perekonomian, Louis XIV mengangkat Jean Baptise Colbert sebagai Pengawas Umum Bidang Keuangan. Jabatan tersebut khusus diciptakan untuk dirinya, dan merupakan salah satu Jabatan yang paling penting, mengalahkan jabatan Kanselir.
Dalam melaksanakan jabatannya, Colbert mengabdi sepenuhnya pada kepentingan raja dan negara, akan tetapi Colbert juga rakus mengumpulkan harta bagi dirinya dan keluarhanya.
Program-progam Colbert dalam masalah keuangan dan perekonomian memang banyak mendapat kendala di lapangannya. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri, menteri keuangan tersebut bisa mengamankan stabilitas neraca anggaran berkat upaya pengurangan beban biaya pengeluaran negara dan peningkatan pasukan. Hal ini dapat terjadi ketika Colbert memanfaatkan 12 tahun lebih masa damai (1660-1672). Keberhasilan tersebut diperoleh dari kenaikan pendapatan pajak yang sistemnya lebih adil, lebih ringan bagi kalangan miskin, dan lebih banyak hasil pungutannya.
Tetapi sejak tahun1672, peperangan luar negeri yang kembali berlangsung mengakibatkan timbulnya kesulitan keuangan yang bebannya terus membengkak sampai akhir pemerintahan. Sampai akhirnya, utang negara pada tahun 1715 mencapai angka 2 milyar livres dan negara berada di ambang kebangkrutan.
Colbert sangat mengagumi gagasan merkantilisme dan berupaya mengendalikan seluruh perekonomian Perancis. Kegiatan industri ditata demikian ketat, usaha-usaha pabrik dikembangkan, berorientasi pada ekspornya, menerapkan bea cukai masuk yang tinggi bagi barang-barang asing, pembangunan kapal dan pendirian kompeni mendapat perhatian besar, serta mengalihkan administrasi wilayah-wilayah koloni ke tangan kerajaan.
Meskipun di Prancis terjadi krisis pada tahun 1661-1662 dan 1693-1694 dan mengalami kesulitan yang lebih lagi sejak kematian Colbert pada tahun 1683, situasi perekonomian di Perancis pada masa pemerintahan Louis lebih baik dibandingkan 50 tahun sebelumnya dan merupakan landasan bagi kemakmuran Prancis abad ke-18.

Pemerintahan Great Louis Dari Segi Sosial
Struktur sosial masyarakat di Prancis dibagi menjadi beberapa golongan. Golongan 1 adalah para bangsawan yang emiliki tanah-tanah luas, rumah mewah dan hak-hak istimewa. Golongan 2 adalah para agamawan yang menguasai seperlima dari tanah wilayah Prancis. Golongan ketiga terdiri dari tiga lapisan, yaitu kaum borjuis, rakyat jelata di pedesaan dan rakyat jelata di perkotaan.
Selama masa pemerintahan Louis XIV, kebebasan beragama bagi kaum Huguenots hangus begitu saja setelah Edict of Nantes ditarik pada tahun 1679.  Penghancuran gedung gereja seolah menjadi puncak kemalangan kaum Huguenots. Louis XIV ingin semuanya memeluk Katolik sehingga semua pendeta dan anak-anak Huguenots harus menjadi umat Katolik.
Louis berupaya menjaga dan memulihkan kembali keesaan iman yang dianggap mutlak diperlukan bagi kesatuan kerajaan. Pertama Louis mengupayakan menghancurkan Jansenisme dan bibit-bibit pembaharu itu. Saat itu, ada banyak orang Huguenots yang meninggalkan Perancis dan memulai petualangan baru di negeri seberang.



Dafrat pustaka :

Corpentier, Jean dan Francois Lebrun. 2011. Sejarah Perancis, Dari Zaman Prasejarah Hingga Akhir Abad ke-20. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Djaja, Whjudi. 2012. Sejarah Eropa Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern. Yogyakarta: Penebit Ombak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar