MOTIF INGGRIS MEMBENTUK KOLONI DI
AUSTRALIA
Pada tanggal 23 Agustus 1770, James
Cook, seorang perwira angkatan laut yang memiliki kecakapan mengagumkan dalam
hal membuat peta, berhasil mendarat di pantai timur Australia. Pelayaran James
Cook ini disertai dengan salah seorang ahli botani yang bernama Joseph Banks
dan seorang lagi yang berdarah Corsica bernama James Maria Matra. Kedua orang
ini nantinya akan berperan penting dalam pengusulan pembukaan koloni di wilayah
Australia tersebut. Di daerah yang kemudian diberi nama New South Wales (NSW)
ini, James Cook menancapkan bendera Inggris sebagai tanda klaim kepemilikan
Inggris atas New South Wales. Keberanian Cook meng-klaim New South Wales
sebagai milik Inggris didasarkan pada satu pandangan bahwa daerah ini akan
memberikan harapan kehidupan yang cerah di kemudian hari.
Penemuan James Cook atas NSW dan
laporan yang disampaikan tentang kondisi NSW baik dari James Cook, Joseph
Banks, Solander dan James Maria Matra yang datang berikutnya telah mendorong
pemerintah Inggris untuk menjadikan NSW sebagai koloni. Keputusan untuk membuka
koloni ini diambil oleh kabinet William Pitt pada tahun 1787. Sebagai realisasi
dari keputusan ini, pada tanggal 13 Mei 1788 diberangkatkan rombongan kolonis
pertama di bawah pimpinan Kapten Arthur Phllip. Rombongan yang biasa disebut first
Fleet ini terdiri dari 11 kapal dengan sekitar 1.400 orang, termasuk 769
narapidana (191 perempuan dan 520 laki-laki) tiba di Botany Bay tanggal 26
Januari 1788.
Motif Inggris membentuk koloni di Australia
atau New South Wales oleh para ahli dibedakan menjadi dua teori. Teori
pertama dikenal dengan sebutan penal setlement theory atau convict
setlement theory dan teori kedua dikenal dengan sebutan the naval
supplies theory.
Sebagian besar ahli yang berpendapat
dalam penal setlement theory atau convict setlement theory, mengatakan bahwa
secara tradisional motif utama yang mendorong Pemerintah Inggris membuka koloni
di Australia adalah untuk memenuhi kebutuhan akan tempat pembuangan narapidana.
Dimana pada akhir abad ke-17, sejarawan menyebutkan bahwa sepertiga penduduk
Inggris berstatus menganggur atau setengah menganggur. Kemiskinan dan kejahatan
merupakan gejala yang selalu nampak dalam kehidupan masyarakat Inggris, baik di
daerah pedesaan maupun di kota-kota.
Keadaan yang demikian ini dilatar
belakangi oleh Revolusi Industri di Inggris yang mengakibatkan perubahan besar
bagi kehidupan rakyat Inggris. Dengan keadaan kota yang carut marut tersebut,
pemerintah Inggris berusaha tetap menegakkan kedisiplinan dan ketertiban
masyarakat. Pemerintah banyak menjatuhkan hukuman yang kadang dirasa cukup
berat kepada para pelaku kejahatan, walaupun sebenarnya hanya kesalahan ringan
yang dilakukan. Hal ini mengakibatkan membludaknya jumlah narapidana di Inggris
yang memenuhi rumah-rumah tahanan.
Sebelum terjadinya Revolusi Amerika,
para narapidana dari Inggris sebagian besar dibuang atau ditransportasikan ke
wilayah Amerika Utara. Akan tetapi ketika mulai timbul pertentangan antara
Inggris dengan Amerika, pengiriman para narapidana tersebut dihentikan, akan
tetapi di Inggris kebijakan hukum masih tetap keras, hukuman buang atau hukuman
biasa masih tetap dilaksanakan. Hal ini mengakibatkan semakin penuhnya
rumah-rumah tahanan di Inggris.
Untuk menambah kapasitas penjara
pemerintah menampung para narapidana di dalam kapal-kapal yang sudah tidak
layak berlayar untuk dijadikan penjara terapung. Keadaan tersebut hanya
digunakan sebagai alternatif sementara, dan kemudian membuat pemerintah Inggris
berpikir untuk mencari tempat pembuangan narapidana yang jauh dari negeri Inggris.
Sebelumnya, para narapidana yang
dijatuhi hukuman buang tersebut ditransportasikan menuju koloni-koloni Inggris
di Amerika Utara, terutama Virginia dan Maryland. Namun ketika meletusnya
perang antara Inggris dengan rakyat daerah koloninya dalam Revolusi Amerika,
transportasi narapidana terpaksa dihentikan. Masalah lain yang muncul akibat
Revolusi Amerika adalah banyaknya American Loyalists yang kembali pulang ke
Inggris setelah diusir oleh rakyat Amerika yang memenangkan Revolusi Amerika.
American loyalists adalah rakyat Inggris di wilayah koloni yang tetap setia
kepada Inggris dan menentang adanya Revolusi Amerika. Setelah diusir dari
daerahnya, sebagian dari mereka pergi ke Kanada, Nova Scotia, dan Hindia Barat.
Tetapi banyak juga yang kembali ke Inggris bersama para pasukan Inggris setelah
perang usai. Dalam benak mereka, ada pengharapan bahwa pemerintah Inggris akan
memberikan mereka pekerjaan sebagai imbalan kesetiaan mereka, namun pada
kenyataannya tidaklah demikian. Mereka hidup dalam kemiskinan, bergerombol di
jalan-jalan di kota London dan semakin mempersulit keadaan pemerintahan
Inggris.
Usulan untuk membuka koloni di New
South Wales ini diajukan oleh beberapa orang setelah melihat carut marutnya
keadaan Inggris. Pertama adalah Joseph Banks, pada tahun 1997, sebelum adanya masalah
American Loyalist, telah merekomendasikan kepada Komisi Parlemen yang dibentuk
untuk memikirkan masalah narapidana, ia mengajukan agar New South Wales
dijadikan koloni sebagai tempat pembuangan narapidana. Namun pemerintah masih
ragu dengan usulan Banks, bahkan sempat membuka koloni di wilayah Das Voltas
Bay, Afrika Baratdaya. Akan tetapi rombongan yang dikirim kesana meninggal
setelah menderita berbagai penyakit tropis.
Kedua, rekomendasi dari James Maria
Martha pada tahun 1783, seperti yang disampaikan J. Siboro dalam bukunya
Sejarah Australia,
Agak
berbeda dengan usul Bank, James Maria Martha, seorang berdarah Corsica yang
juga ikut dalam pelayaran Cook tahun 1770, pada tahun 1783 melalui sebuah surat
menyarankan kepada menteri dalam negeri, Lord Sydney, agar mengurangi
penderitaan American Loyalist dengan jalan miengirimkan mereka menghuni New
South Wales. Disana terbuka kemungkinan bagi mereka mendapatkan pengganti
kekayaan mereka yang hilang di Amerika Serikat. Sekalipun berbeda baik Banks
maupun Martha mempunyai nada yang sama menyarankan kepada pemerintah Inggris
agar membuka koloni di New South Wales.
Setelah
adanya usulan-usulan tersebut, pada akhirnya Kabinet William Pitt pada tahun
1786 memutuskan akan membuka koloni bagi para narapidana di New South Wales.
Kemudian, pada 22 Januari 1787 Raja George III menyatakan kepada parlemen
Inggris bahwa pemerintah telah menyusun rencana untuk menghapus
kesulitan-kesulitan yang dialami pemerintah Inggris dengan dengan membangun
koloni Inggris di wilayah lain, yakni New South Wales.
Setelah melihat penjabaran tersebut,
semakin jelas terlihat bahwa motif Inggris dibalik pembukaan koloni baru di
Australia adalah untuk mencari tempat pembuangan bagi para narapidana yang
membludak jumlahnya di Inggris. Hal ini juga didukung oleh fakta bahwa
rombongan kolonis pertama yang dikirim ke New South Wales, lebih dari 70%
diantara mereka adalah narapidana.
Motif Inggris yang kedua termuat
dalam teori yang dikenal dengan sebutan “the naval supplies theory”.
Teori ini dikemukakan oleh para sejarawan yang menolak pendapat bahwa motif
pembentukan koloni di NSW semata-mata didorong oleh kebutuhan akan tempat
pembuangan narapidana. Menurut mereka pembentukan koloni di NSW tidak hanya
berkaitan dengan masalah narapidana tetapi erat kaitanya juga dengan
kepentingan Inggris untuk menyediakan tempat persinggahan dan pangkalan
pemasokan kapal-kapal Inggris yang melintasi Samudra Hindia dan Samudra
Pasifik.
Meskipun didukung fakta-fakta yang
yang masuk akal, akan tetapi proyek pembukaan koloni di Australia yang sangat
mahal dan penting itu tentunya tidak hanya dimaksudkan untuk mengurangi
penderitaan para narapidana. Sehingga sebagian sejarawan berpendapat bahwa
Australia dibuka sebagai daerah koloni baru sebagai tempat persinggahan kapal-kapal
Inggris.
Menurut seorang sejarawan Inggris
E.C.K Gonner, pembukaan koloni di NSW merupakan bagian dari “ ... a swing to
the East in imperial development in the late eighteen century”. Dengan
ungkapan tersebut Gonner mau menjelaskan perubahan strategi ekspansi bangsa
Eropa , khususnya Inggris dan Perancis, yang mulai mengalihkan politik
ekspansinya ke Timur, khususnya India dan wilayah-wilayah di Asia lainya,
setelah sekian lama mengeruk keuntungan di Amerika. Untuk melancarkan strategi
ini maka keberadaan tempat persinggahan dan pangkalan pemasok untuk kapal-kapal
menjadi sangat penting. Khusus untuk Inggris hal ini penting mengingat sejak
1770-an perdagangan Inggris (EIC) dengan Cina semakin meningkat dan
menghasilkan keuntungan yang besar.
Teori ini juga didasarkan pada
laporan James Cook dan Joseph Banks kepada pemerintah Inggris yang menyebutkan
bahwa NSW, New Zealand dan pulau-pulau sekitarnya dapat menjadi supply base bagi kapal-kapal Inggris. Keberadaan
pohon-pohon yang bisa dijadikan tiang kapal, dan rami untuk pembuatan canvas,
kain layar dan tali temali kapal sangat menguntungkan untuk pelayaran. Laporan
tersebut diperkuat oleh James Maria Matra yang menyebutkan bahwa rami dari New
Zealand memiliki kualitas yang jauh lebih baik dari rami yang ada di Eropa.
Selain itu menurut Matra, penguasaan
atas Botany Bay akan memperkuat Inggris karena memiliki naval base yang strategis atas perairan Asia dan Amerika. Sementara
Admiral Young dalam George Young’s Plan yang dikeluarkan tahun 1785 mengatakan
bahwa pendudukan Botany Bay akan memberi kesempatan kepada Inggris untuk
memperoleh seluruh komoditas yang dihasilkan oleh seluruh dunia pada waktu itu.
Fakta sejarah yang lain yang berkaitan dengan teori ini bisa dilihat dari
pernyataan Menteri Dalam Negeri Lord Sydney di depan parlemen pada 18 Agustus
1786,”.....the government viewed New South Wales as an important base and
source of supply, as well as a penal colony”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar