MASA
PEMERINTAHAN ARTHUR PHILLIP PADA KOLONISASI INGGRIS DI AUSTRALIA
Koloni pertama diberangkatkan
Inggris pada tanggal 13 Mei 1787 dari Portsmouth dengan kapal sejumlah 11.
Rombongan ini dipimpin oleh Arthur Phillip, yang sekaligus juga akan menjadi
gubernur pertama daerah koloni tersebut. Rombongan ini tiba di Botany Bay pada
tanggal 18 Januari 1788, namun Phillip merasa tempat ini kurang cocok untuk
dihuni, sehingga ia bersama rombongannya meneruskan perjalanan kesebalah utara,
yakni Port Jakson. Melihat pelabuhan yang ada di Port Jakson, Phillip dan anak
buahnya dibuat tercengang, pelabuhan tersebut digambarkan sebagai the finest harbour in the world, in which a
tousand sail of the line may ride in the most perfect security.tempat
tersebut kemudian diberi nama Sydney, sesuai dengan nama menteri yang
bertanggung jawab mengirimkan para narapidana tersebut. Kemudian pada tanggal
26 Januari 1788, Phillip untuk pertama kalinya menegakkan bendera Inggris dan
mendaratkan seluruh rombongannya.
Mengingat komposisi rombongan yang
didominasi oleh para narapidana, mau tak mau mempengaruhi kemajuan koloni
tersebut, terutama pada tahap awalnya. Beban dan tugas yang cukup berat
ditanggung oleh Phillip sebagai gubernur pertama di daerah yang masih sangat
asing bagi rombongan tersebut. Pembangunan koloni ini harus berbekal kesabaran,
ketekunan, keteguhan pikiran dan kesetiaan pada tujuan yang harus dicapai.
Beberapa hal yang menjadi tanggung jawab Phillip antara lain; harus membangun
koloni dengan menggunakan narapidana sebagai sumber tenaga kerja, mengusahakan
pertanian dan pengolahan tanah, pembangunan perumahan, rumah sakit dan bangunan
penting lainnya, membina ketertiban dan ketaatan beribadah, menjaga persediaan
makanan agar bertahan selama duabelas bulan, dan menjaga kelangsungan hidup
anggota koloni tersebut.
Hal yang disebutkan di atas bukanlah
hal mudah, pada tahun pertama kolonisasi tersebut tidak menunjukkan
perkembangan yang menggembirakan. Mengingat koloni ini dibentuk oleh para
narapidana, bukan tidak mustahil jika hal tersebut terjadi. Mereka adalah
orang-orang yang kebanyakan tidak mempunyai keahlian maupun pengalaman baik
dalam pengolahan tanah, maupun pertukangan. Orang-orang yang enggan bekerja,
tidak punya motivasi tinggi dan lebih memilih mengalihkan pekerjaan ke hal-hal
yang tidak terpuji, dan hanya bekerja jika diawasi dan dipaksa. Bagaimanapun
juga, mereka hanyalah tenaga kerja paksa yang tidak mendapat imbalan apapun.
Hal inilah yang menjadi faktor kosongnya penghasilan pada tahun pertama koloni
tersebut.
Kekosongan penghasilan tersebut
menyebabkan Phillip harus kembali menata ulang jatah makanan dari gudang yang
mau tidak mau menghasilkan konsekuensi turunnya kesehatan dan keadaan fisik
masyarakat koloni tersebut. Belum lagi dengan tragedi tenggelamnya kapal
Guardian di dekat Tanjung Pengharapan Baik pada bulan Desember 1789. Kapal
tersebut merupakan kapal yang mengangkut bantuan makanan dari Inggris. Jadi
hampir dua tahun tidak ada bantuan makanan dari pemerintah Inggris dan
demikianlah keadaan koloni pada dua tahun pertamanya, yang didominasi suasana
keputusasaan dan kelaparan.
Beberapa kebijakan kemudian dibuat
oleh Phillip yang menyadari bahwa koloni tersebut tidak akan berkembang jika
hanya mengandalkan tenaga kerja narapidana yang bekerja dengan paksa. Phillip
melihat bahwa kemajuan koloni ini akan didapat dengan adanya peran penduduk
bebas dapat menugaskan narapidana untuk bekerja. Kebijakan lainnya adalah
menghadiahkan tanah kepada perwira dan pegawai negeri, pertimbangan membebaskan
dan memberi hadiah tanah pada narapidana yang berkelakuan baik dan tekun.
Contohnya terdapat pada mantan narapidana yang mendapat hadiah tanah, yakni
James Ruse, setelah satu tahun mengolah tanahnya, ia dan keluarganya bebas dari
kekurangan pangan dan mampu menjual kelebihan hasil pertaniannya kepada
pemerintah dan masyarakat umum sehingga mampu menghindarkan mereka dari
kelaparan. Orang-orang seperi Ruse inilah yang dibutuhkan Phillip agar
pembangunan koloni tersebut berhasil.
Gubernur yang telah mengemban tugas
dengan kesabaran dan keteguhan hati tersebut, akhirnya harus segera kembali ke
Inggris dengan alasan penyakit perut yang kronis dan tidak bisa disembuhkan.
Phillip yang telah bersusah payah melewati masa-masa kritis hingga koloni
tersebut berhasil survive, yang juga berusaha membuat koloni tersebut dapat
berswasembada tidak bisa cukup lama menikmati hasil usahanya dan juga buah
kebijaksanaannya. Keberhasilan lain yang dicapai Phillip adalah meningkatnya
jumlah penduduk dari 1.000 orang menjadi 4.500 orang. Meluasnya area tanah
mencapai 1.600 acre dan juga bertambahnya jumlah ternak walaupun agak lambat.
Phillip juga berhak mendapatkan kehormatan sebagai peletak dasar lahirnya suatu
bangsa bersosio-budaya Eropa di benua Australia, suatu benua yang menurut
pandangan Eropa belum pernah ditempati oleh manusia yang beradab.
Pada bulan Desember 1792 akhirnya ia
kembali pulang ke Inggris. Phillip adalah gubernur yang dicintai oleh
masyarakat koloninya, juga disukai Raja Inggris dengan keberhasilannya dalam
mengemban dan melaksanakan tugas sulit yang sudah dipercayakan kepadanya.
Phillip sendiri masih mengharapkan suatu hari dapat kembali ke Australia,
melihat koloni yang sudah ditinggalkannya. Namun hingga hari kematiannya pada
tahun 1814, ia tidak dapat kembali ke Australia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar