Jumat, 20 Juni 2014

ILMU KERAMIK (ILMU BANTU SEJARAH)



ILMU KERAMIK

A.      Asal Mula Keramik
Keramik adalah nama umum untuk tembikar, cina (china) dan porselin. Pengetahuan tentang keramik merupakan ilmu bantu sejarah dan kesenian yang penting. Hasil kajian tentang benda-benda ini merupakan bahan penting untuk penyusunan sejarah baik pada periode pra sejarah dan sejarah. Dari kajian tentang keramik akan diketahui perkiraan waktu, pemilik atau pendukung kebudayaan keramik, lalu lintas perdagangan dan interaksi antar daerah dan bangsa (Helius Sjamsuddin 2007:251).
Tembikar biasanya berupa alat-alat dapur yang terbuat dari tanah liat yang dibakar, dapat berupa periuk, belangga, kendi, gentong, piring, dll. Tembikar telah ditemukan sejak masa mesolitikum (zaman batu madya), walaupun dalam bentu pecahan-pecahan. Pecahan-pecahan tersebut ditemukan di sampah dapur (kjokkenmoddinger) yang ditemukan di pantai timur Sumatra. Sisa-sisa tembikar tersebut kemudian direkonstruksi dan diteliti sebagai sumber sejarah.
Pada masa neolitikum (zaman batu baru), tembikar yang ditemukan telah dihias dan diperhalus. Dari sini dapat diketahui bahwa telah terjadi peningkatan dan perkembangan dalam hal estetika atau kesenian pada masa neolithikum.
Lain halnya dengan gerabah yang ditemukan di kuburan di Melolo (Sumba), mempunyai sifat yang lain lagi. Di dalam buyung (periuk-belanga) yang ditemukan terdapat banyak tulang-belulang dan tengkorak manusia. Selain itu terdapat benda kubur semacam guci atau kendi berukuran kecil, dimana leher dan kepala kendi  berbentuk kepala manusia, terkadang dihiasi gambar wajah-wajah. Pada badan kendi dihiasi dengan garis-garis yang silang-menyilang atau segi tiga, yang digores ketika tanah liat masih basah sebelum dibakar. Guci semacam kendi tersebut ada kalanya berisi kulit kerang atau semcam perlambangan untuk makanan dan minuman sebagai bekal arwah nenek moyang.
Tradisi penguburan jenazah dengan tempayan, ditemukan tersebar di berbagai tempat di Indonesia, seperti di Anyer (Jawa Barat), Sa’bang (Sulawesi Selatan), Roti (Nusa Tenggara Timur) dan Gilimanuk, Bali 

B.       Keramik Cina
Perkembangan keramik selanjutnya di Indonesia sangat dipengaruhi oleh Cina. Keramik yang ditemukan di Indonesia umumnya berasal dari daratan Cina. Temuan keramik Cina ini sangat penting untuk mengetahui hubungan antara Indonesia, Cina dan negara-negara lain di Asia, Afrika dan Eropa.
Bentuk, warna, jenis, ragam hias, dan teknik pembuatan keramik tersebut erat hubungannya dengan pembabakan dinasti di Cina. Dengan mengetahui jenis keramik yang ditemukan di Indonesia, dapat diperkirakan pada periode mana saja Cina dan Indonesia saling berhubungan atau berinteraksi.
Zaman-zaman sejarah Cina yang berkaitan dengan temuan-temuan keramik di Indonesia antara lain sebagai berikut:
1.    Dinasti Han (206 SM – 220 M)
Keramik dari Dinasti Han ini berupa periuk, sendok, piring, lampu pelita, pembakar haruman dan bejana anggur. Ditemukan di daerah Kalimantan Barat, Banten, Bengkulu, Jambi, Sumatra Timur, Gunung Muria, Bali, Sulawesi Selatan.
Dari temuan tersebut, para ahli memperkirakan bahwa telah terjadi hubungan antara Cina dan Indonesia sejak abad ke-3 SM dan abad ke-3 M. Jika benar demikian, maka hubungan Indonesia dengan Cina lebih tua dibandingkan dengan hubungan Indonesia dengan India yang ditunjukkan oleh prasasti di Kutai dari abad ke-4.
2.    Dinasti Pasca Han (25 M – 220 M)
Keramik Dinasti Pasca Han banyak tersebar di Sumatra Selatan, Bengkulu, Lampung, pantai Jawa Tengah dan Bali. Keramik Dinasti Pasca Han ini berasal dari Cina bagian Timur dan Timur Laut.
3.    Dinasti Tang (627 M – 907 M)
Keramik dari Dinasti Tang banyak ditemukan di Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali dan Lombok. Keramik zaman Tang sangat indah karena telah ada pengaruh dengan budaya di luar Cina seperti Persia, India, Yunani (Hellenisme) dan Byzantiyum. Warna yang digunakan membuat keramik bermacam-macam. Bahan-bahannya terbuat dari tanah liat dan batu-batu berwarna, dan menggunakan pengilat Glazuur dari berbagai warna.
Pada Dinasti Tang, yang berkuasa dari abad ke-7 sampai abad ke-10 ini, kekuasaannya meluas tidak hanya di bidang politik, tetapi juga di bidang kebudayaannya. Pada zaman ini, kesenian Cina mencapai taraf yang tinggi.
4.    Dinasti Pasca Tang (906 M – 960 M)
Pada masa ini tidak ditemukan peninggalan keramik di Indonesia. Hal ini dikarenakan Pasca Tang diikuti dengan zaman kekacauan di Cina dan kondisi internal kekaisaran Cina yang sedang guncang. Sesudah masa ini berakhir, barulah keramik-keramik dari daratan Cina kembali masuk ke Indonesia.
5.    Dinasti Sung (960 M – 1279 M)
Keramik pada masa Dinasti Sung terdapat beberapa macam, antara lain Tsze Tsyow, Honan, Tsyun-yao dan Lung –tsyuan. Nama-nama tersebut diambil dari nama daerah tempat asal mula keramik tersebut. Keramik Tsze Tsyow sebenarnya sudah dikenal sejak abad ke-6, namun baru mengalami puncak perkembangan pada Dinasti Sung. Bahan dasarnya adalah tanah liat yang sewarna kulit manggis yang bagian atasnya diberi glazuur (pengilat) dan ukiran. Tsze Tsyow ditemukan di Kediri, bekas Majapahit, Malang, Sulawesi, dan Maluku Utara.
Keramik Honan mempunyai ciri berwarna merah, hitam dan diberi pengilat warna merah. Sedangkan keramik Tsyun-yao berwarna kurk bercak-bercak. Kedua jenis keramik ini jarang ditemui di Indonesia. Daerah yang dijumpai terdapat keramik ini hany di Sumatera Selatan, sebelah selatan Gunung Murua, dan Bali.
Untuk keramik Lung-tsyuan yang dalam bahasa Perancis disebut Celadon, bisa ditemukan hampir di seluruh kepulauan Indonesia. Bentuknya besar dan kuat. Glazuurnya tebal dan umumnya berwarna biru. Keramik ini banyak ditemukan di Indonesia, India, Arab, Afrika Timur, Madagaskar, Mesir, Maroko dan Eropa.
6.    Dinasti Yuan (1280 M – 1368 M)
Dinasti ini berasal dari bangsa Mongol yang menguasai Cina, tidak banyak menghasilkan keramik dan kurang memperhatikan keberadaan keramik. Mereka hanya meneruskan dan melindungi pabrik-pembakaran yang sudah ada sejak Dinasti Sung, misalnya King-te-tsyen di daerah Kiangsi. Keramik Dinasti Yuan ditemukan di daerah hulu Palembang, Kalimantan Selatan, Malang, pusat Majapahit, dan Bali.
7.    Dinasti Ming (1368 M – 1643 M)
Hancurnya Dinasti Yuan diganti Ming yang sangat memperhatikan industri keramik, hasil kesenian keramiknya sangat mengagumkan. Daerah produksi keramik yang terkenal adalah Kiangsi, Cina Tengah. Keramik ini banyak tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.
Jenis keramik yang terkenal di Indonesia antara lain adalah Keramik Fukien putih-biru, yang berasal dari Fukien, Cina Tenggara. Hiasannya berupa bunga lotus atau teratai dan terkadang beserta kolamnya, hal ini menunjukkan adanya pengaruh agama Budha dari India.
Kemudian ada keramik Persia yang berbentuk cerek atau botol, mendapat pengaruh dari Persia. Penemuan di Indonesia adalah di daerah Maluku. Selanjutnya adalah keramik putih merata atau Kiang-nan-ting, berasal dari Cina Timur dan Tenggara. Warna putihnya tersebut menunjukkan bahwa keramik itu digunakan dalam upacara kematian.
Keramik putih Cina adalah keramik yang berwarna putih atau gading yang berasal dari Fukien. Keramik ini ditemukan di Sumatera, Jawa Timur, Sulawesi, dan Maluku. Lalu ada pula keramik Cina Muslim yang dikenal melalui huruf arabnya yang diantaranya bertuliskan surat Al-Ikhlas. Hal ini menunjukkan bahwa Islam tersebar di Cina sejak abad ke-10 di Kwang-tung, Cina Selatan.
Helius Sjamsuddin (2007:257) menyebutkan bahwa keramik Ming mempunyai beberapa ciri,
1.         Tanda periode yang dinyatakan dengan empat sampai enam huruf Cina yang menyebutkan nama kaisar sehingga dapat diketahui masa keramik itu karena semua kaisar itu telah dicatat nama dan masa pemerintahannya.
2.         Penanggalan keramik itu dihasilkan oleh pabrik, di Indonesia belum pernah ditemukan keramik semacam ini.
3.         Sifat atau tujuan penggunaan keramik itu.
4.         Tanda bahagia bagi pemilik atau pemakai keramik.
5.         Tanda pabrik pembuat.

C.      Jenis-Jenis Keramik
1.    Gerabah
Terracotta (Itali:tanah liat bakar), Earthenware (Inggris), Aardewerk (Belanda).
Gerabah terbuat dari tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk dengan tangan, dilapisi glasir, semen, cat atau bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk golongan keramik yang berkualitas rendah. Ada beberapa jenis gerabah, pertama gerabah lunak, disebut demikian karena dibakar dibawah 1000º C. Keramik jenis ini struktur dan teksturnya rapuh, kasar dan terdapat pori-pori. Kedua gerabah keras yang dibakar pada suhu 1000°C. Contoh gerabah misalnya: bata, genteng, paso, periuk, anglo, celengan, pot, kendi, gentong, dll.
Ada pula gerabah halus, dinamakan demikian karena pembuatannya halus dan tampak indah atau hiasannya menonjol. Sedangkan gerabah kasar tidak memiliki hiasan atau hanya polos saja, misalnya bata. Terakhir adalah gerabah padat, yang dibakar dengan suhu mencapai 1200°C.
2.    Keramik Batu
Stoneware (Inggris), steengoet (Belanda).
Terbuat dari campuran tanah plastis dengan tanah refractory (tahan suhu tinggi) sehingga pembakarannya pun meningkat dari suhu pijar 1200ºC hingga 1300ºC. Seperti nama yang disandangnya, sebagai keramik batu, benda jenis golongan ini mempunyai struktur dan tekstur  yang kokoh, kuat, padat dan berat seperti  batu. Keramik batu ini termasuk golongan keramik kualitas madya atau menengah. Jenis keramik ini sering disebut pula sebagai gerabah padat yang dipijar sampai suhu 1200ºC.
3.    Porselin atau poslen
Porcelain (Inggris).
Termasuk jenis keramik bakaran tinggi suhu pijar 1350º C atau 1400º C bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga 1500ºC. Bahan yang dipergunakan adalah lempung murni berwarna putih / terang yang bersifat refractory seperti kaolin (China:Kaoling), alumina dan silika. Badan porselin setelah dibakar berwarna putih dan bahkan bisa tembus cahaya dan seringkali disebut sebagai keramik putih.
Pengembara Venesia, Marco Polo, menciptakan nama porselin ketika pertama kalinya  melihat bahan ajaib itu di Asia, yaitu dalam perjalanannya ke Istana Kublai Khan. Ia menamakannya porcellana atau kulit kerang karena permukaannya seperti gelas dan keras.
Porselin yang tampaknya tipis dan rapuh, sebenarnya mempunyai kekuatan, dimana struktur dan teksturnya padat dan rapat serta keras seperti gelas, karena dipijar suhu tinggi dan terjadi vitrifikasi (penggelasan). Secara teknis, keramik ini mempunyai kualitas yang tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik khusus dalam hal keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga bahan porselin yang putih tersebut sangat peka dan cemerlang terhadap warna glasir serta semakin tinggi suhu pijarnya semakin nyaring bunyinya bila badan keramik di pukul atau terbentur benda logam.
4.    Keramik Baru atau New Ceramic,
Merupakan jenis keramik yang bersifat teknis, diproses untuk keperluan teknologi (canggih) seperti peralatan  mobil (busi), perlengkapan listrik (sekering, kompor), bahan konstruksi, piranti komputer, dapur tinggi, cerobong pesawat, kristal-optik, keramik-metal (cermet), keramik-multilapis, keramik- multifungsi, komposit-keramik, silikon, bio-keramik, keramik- magnetik, gigi porselin, dll. Bentuk dan material keramik disesuaikan   dengan keperluan yang bersifat teknis, seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan panas,  tahan dingin, isolator, pelapis, piranti lunak atau komponen teknis lainnya.

Jenis keramik dari segi  strukturnya, keramik dapat dibedakan menjadi tiga macam:
1.      Keramik berat, adalah jenis keramik yang memiliki struktur dan tekstur yang kasar serta berbobot (relatif berat). Keramik yang rapuh dan berpori-pori termasuk juga dalam kelompok ini. Produk keramik berat ini contohnya adalah mortar, bata, hong, semen, gibs, benda tahan api (bata api), abrasive, insulator dan lain sebagainya.
2.      Keramik halus, adalah produk keramik yang mempunyai kesan halus dan lembut, berbobot ringan, strukturnya kokoh dan kuat, benda kedap air, juga benda yang memiliki nilai keindahan dan seni. Contohnya seperti porselin, saniter, kaca, glasir, ubin atau tegel keramik, peralatan makan dan minum (tableware), vitrous teknik, keramik-metal, sircon, patung, guci, vas bunga, kap lampu, pewadahan IC pada komputer dan elektronik, kristal dan lainnya.
3.      Keramik galian, meliputi bahan-bahan mentah dan galian seperti kaolin, feldspar, silika, sircon, gibs, kapur, bauxite, ballclay, batu bara, marmer, pumice, magnesit, lempung, silimanit, andalusit, titan, timbel, nikel, mangan, alumunium dan lain sebagainya.






Daftar Pustaka

Gazalba, Sidi. 1981. Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu. Jakarta: Bharata Karya Aksara
Hamid, Abd Rahman dan Muhammad Saleh Madjid. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Ombak
Gottschalk, Louis. 1986. Mengerti Sejarah (Diterjemahan oleh Nugroho Notosusanto). Jakarta : UI Press
Rustam E. Tamburaka. 1999. Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat dan Iptek
Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak



5 komentar:

  1. saya [unya keramik dari ming tp pembeli nya siapa dan dimana..kalau da yg minat hub 0812 1905 5500

    BalasHapus
  2. kalau ada peminat yg atau pembeli barang2 dari dinasti ming hub saya 0812 1905 5500

    BalasHapus
  3. bagaimana jika keramik yg bercorak kepiting hijau dan bunga dengan warna kuning.hijau dan biru apa ini bisa tahu pembuat dan penanggalan nya

    BalasHapus
  4. Bagamana klu guci kecil corak bunga warna biru putih?

    BalasHapus